Landmark Indonesia – Monumen Nasional di Jakarta




Landmark Indonesia – Monumen Nasional di Jakarta


Kawasan Tugu Monas (Monumen Nasional) Jakarta

          Mendengar kata Monas, siapa yang tidak kenal dengan tugu bersejarah tersebut? Tak hanya yang berada di Jakarta, tapi yang di luar Jakarta pun tahu mengenai tempat ini. Monas atau yang merupakan kependekan dari Monumen Nasional adalah ikon daripada Kota Jakarta, Ibu Kota Negara Indonesia dan juga menjadi landmark bagi Negara kita, Indonesia. Sama seperti Menara Eiffel di Perancis ataupun Menara Pisa di Italia, Monas merupakan kebanggaan bagi masyarakat Jakarta, dan juga pastinya kebanggaan masyarakat Indonesia.
           Monas yang terkenal dengan bongkahan emas di ujung monumennya yang berbentuk seperti api ini telah melewati perjalanan yang tidak sebentar. Serangkaian kejadian telah menjadi sejarah dalam masa pembangunan Monumen Nasional ini. Untuk lebih mengenal lagi monumen kebanggan kita bersama ini, simak penjelasannya berikut ini yuk.



1. Tentang Monas (Monumen Nasional)
Jalan-Jalan Santai Sekitar Monas

             Monumen Nasional adalah sebuah monumen peringatan yang memiliki tinggi 132 meter (433 kaki) yang dibangun untuk mengenang perlawanan dan juga perjuangan rakyat Indonesia saat merebut kemerdekaan Indonesia dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Bangunan Monas ini mulai dibangun tanggal 17 Agustus 1961 atas perintah presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
         Terletak di pusat kota Jakarta, Monas menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas kira-kira 80 hektar di tengah kota Jakarta.



a.      Sejarah Pembangunan Awal Monas

           Sebelumnya memang pusat pemerintahan Republik Indonesia berada di Yogyakarta, kemudian berpindah ke Jakarta setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia diakui kedaulatannya oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1949.
            Pembangunan Monumen Nasional ini awalnya di rencanakan oleh Presiden Soekarno, yang merencanakan ingin membangun sebuah monumen yang mirip dengan Menara Eiffel di lapangan yang berada tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan monumen ini dengan tujuan untuk mengenang perjuangan yang telah di lakukan bangsa Indonesia saat merebut kemerdekaan negara Indonesia pada tahun 1945. Selain itu, agar generasi penerus nantinya bisa terus dibangkitkan inspirasi dan juga semangat patriotismenya.
         Rencana Presiden Soekarno tersebut selanjutnya menjadikan terbentuknya sebuah komite nasional untuk pembangunan Monas tersebut. Komite itu dibentuk pada tanggal 17 Agustus 1954, dan kemudian diadakan sayembara untuk mendesain Monas pada tahun 1955.
              Sejak sayembara tersebut di mulai, ada sekitar 51 karya yang sudah masuk, tetapi hanya satu karya yang dirasa memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yaitu milik Frederich Silaban. Ia mendesain Monas dengan menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan juga dapat bertahan selama berabad-abad.
        Pada tahun 1960, sayembara kedua pun di buat kembali. Namun dari 136 peserta yang mengikuti sayembara tersebut, taka da satupun yang memenuhi kriteria. Hingga akhirnya ketua juri dari sayembara tersebut meminta Silaban untuk menunjukan hasil desainnya pada Soekarno. Tapi, Soekarno kurang menyukai desain Silaban tersebut. Karena Soekarno menginginkan sebuah monumen yang berbentuk lingga dan yoni.
Arsitek R.M. Soedarsono


        Dengan begitu, Soekarno meminta Silaban merancang ulang desain monumen tersebut menggunakan lingga dan yoni, namun dikarenakan anggaran yang diperlukan terlalu besar sedangkan kondisi ekonomi Indonesia saat itu sedang tidak baik, maka Soekarno akhirnya meminta arsitek lain untuk melanjutkan desain tersebut. Arsitek tersebut adalah R.M. Soedarsono.
               Kemudian R.M. Soedarsono, merancang monument tersebut dengan memasukkan angka 17, 8, dan juga 45, angka-angka tersebut melambangkan hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945. Dan akhirnya monumen peringatan tersebut di bangun pada area seluas 80 hektare, yang diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan juga R.M. Soedarsono, dan mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.

b. Tahap – Tahap Pembangunan Monumen Nasional

             Pembangunan monumen ini memang terbilang tidak sebentar. Pembangunannya terdiri dari tiga tahap.
  •         Tahap pertama yaitu kurun waktu 1961/1962 sampai 1964/1965, yang di mulai pembangunannya secara resmi oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961. Saat itu Soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama pembangunan Monas. Total pasak beton yang dipakai untuk fondasi bangunan ini adalah 284 pasak, dan juga 360 pasak bumi yang ditanam untuk menjadi fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi tersebut selesai pada bulan Maret 1962. Kemudian dinding museum yang berada di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober tahun yang sama. Selanjutnya adalah pembangunan obelisk yang selesai pada bulan Agustus tahun 1963.
  •             Tahap kedua berlangsung dengan kurun waktu mulai 1966 sampai dengan 1968, namun karena adanya Gerakan 30 September 1965 dan juga upaya kudeta, mengharuskan tahap pembangun ini sempat tertunda.
    Pembangunan Tugu Monas

  •              Lalu selanjutnya tahap terakhir berlangsung mulai tahun 1969 sampai dengan 1976, dengan menambahkan diorama pada museum sejarah yang ada di monument tersebut. Kemudian monument ini resmi dibuka dan juga diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975, oleh Soeharto, yang merupakan presiden Indonesia saat itu.


c. Rancang Bangun Monas

            Berdasarkan yang direncanakan oleh Soekarno, maka tugu Monas ini di desain dengan konsep Lingga dan Yoni. Menurutnya konsep tersebut adalah ciri khas budaya Indonesia yang juga ditunjukan lewat konsep bangunan candi-candi bersejarah.
        Lingga di Monas ini adalah tugu obelisk yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin, bersifat aktif dan juga positif, dan juga melambangkan siang hari. Sementara Yoni di tugu ini adalah pelataran cawan landasan obelisk, yang melambangkan perempuan, elemen feminism, pasif dan juga negative, dan melambangkan malam hari. Lingga dan Yoni ini merupakan suatu lambang yang menggambarkan kesuburan dan juga kesatuan yang harmonis yang keduanya saling melengkapi dari masa prasejarah Indonesia dulu.
Sketsa Tugu Monas

           Bentuk tugu Monas ini juga bisa diartikan sebagai “alu” dan “lesung”, yang merupakan alat penumbuk padi yang bisa kita dapati di setiap rumah petani di Indonesia. Monas ini memiliki ketinggian 132 meter. Dengan puncak monumen terdapat cawan yang diatasnya terdapat api yang terbuat dari perunggu dengan ketinggian 17 meter dengan diameter 6 meter dan memiliki berat 14,5 ton. Api perunggu ini dilapisi oleh emas yang memiliki berat 50 kilogram. Api yang berada di puncak Monas tersebut terdiri dari 77 bagian yang disatukan.
          Puncak Monas yang berupa “Api Nan Tak Kunjung Padam” ini memiliki makna tersendiri, yaitu bermakna agar bangsa Indonesia selalu senantiasa bersemangat yang menyala dalam perjuangan dan juga tidak pernah surut atau padam sepanjang masa.
Ukuran Tugu Monas

         Kemudian di pelataran puncak Monas, terdapat halaman seluas 11 x 11 meter. Dan untuk mencapai puncak tersebut, pengunjung yang datang harus menggunakan lift yang memiliki waktu sekitar 3 menit untuk sampai ke puncak yang memiliki ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Dari halaman di puncak Monas ini, para pengunjung bisa melihat keindahan Kota Jakarta, dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Pelataran puncak Monumen Nasional ini bisa menampung sekitar 50 pengunjung, dan Anda bisa melihat panorama Jakarta dengan menggunakan teropong.
           Berbeda dengan pelataran di puncak Monas, di pelataran bawah Monas, memiliki halaman yang lebih luas, yaitu 45 x 45 meter. Tinggi dari dasar Monumen Nasional ke pelataran bawah tersebut sekitar 17 meter. Pada bagian ini, para pengunjung bisa melihat Taman Monas yang menjadi hutan kota.

2. Berbagai Macam Atraksi di Monas (Monumen Nasional)
a. Relief Sejarah Indonesia

Penjajahan Belanda dan Perlawanan Rakyat

Pada tiap-tiap sudut di halaman luar sekeliling Monumen Nasional ada relief yang berkisah tentang sejarah Indonesia. Relief dimulai dari sudut timur laut, di sini terdapat gambaran kejayaan nusantara masa lalu, seperti adanya banyak kerajaan di Indonesia (seperti, Singasari dan Majapahit). Melihat Relief Sejarah Indonesia caranya yaitu dengan berkeliling searah jarum jam.
Relief Sejarah Nasional

Setelah jaman kerajaan, selanjutnya menampilkan penjajahan Belanda, perlawanan rakyat, pahlawan nasional Indonesia, organisasi modern yang terbentuk guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di awal abad 20, sumpah pemuda, kuasa Jepang, serta Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan, revolusi dan perang, sampai dengan pembangunan Indonesia modern. Relief beserta patungnya berbahan semen dengan kerangka pipa dan juga logam. Kini ada beberapa arca yang tampak sudah tidak terawat dan mulai rusak karena pengaruh cuaca.
b. Museum Sejarah Nasional

Diorama-Diorama
Pada bagian dasar Monumen Nasional kita dapat menemukan adanya sebuah tempat yang bernama Museum Sejarah Nasional. Museum ini berada pada kedalaman 3 meter di bawah monumen. Museum dengan ukuran 80×80 meter ini bisa menampung sampai dengan 500 orang pengunjung. Ruangan yang besar berlapis marmer, mempunyai 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama lagi di tengah-tengah, total dioramanya sebanyak 51 buah. Diorama tersebut menampilkan kondisi bangsa Indonesia yang dimulai dari masa prasejarah sampai dengan masa orde baru. Melihat diorama dimulai dari arah timur laut dan berjalan searah dengan jarum jam yaitu dimulai dari masa prasejarah, kerajaan, penjajahan Eropa, perlawanan pahlawan nasional terhadap VOC, pemerintahan Belanda, pergerakan nasional awal abad 20, jepang menduduki Indonesia, perang kemerdekaan dan revolusi, masa orde baru yaitu pemerintahan Soeharto.
c.       Ruang Kemerdekaan
Ruang Kemerdekaan

Di bagian dalam monumen terdapat Ruang Kemerdekaan. Untuk mencapainya dapat melewati tangga berputar baik dari utara atau selatan. Di sinilah symbol kemerdekaan dan kenegaraan disimpan dengan baik, beberapa diantaranya adalah naskah asli proklamasi yang ada dalam kotak kaca dan dalam gerbang yang dilapisi emas, peta kepulauan NKRI yang juga berlapis emas, lambang negara, bendera merah putih. Serta dinding yang memiliki tulisan proklamasi.
Ruang Kemerdekaan di bagian dalamnya berguna untuk mengheningkan cipta dan suasana tenang mengingat kembali tentang perjuangan bangsa dan hakikat dari kemerdekaan. Pintu gerbang emas yang di dalamnya tersimpan naskah proklamasi asli dibuat dari bahan perunggu dengan berat 4 ton dengan hiasan ukiran bunga wijaya kusuma perlambang keabadian serta bunga teratai perlambang kesucian. Pintu ini pun dikenal dengan nama gerbang kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka diiringi alunan lagu Padamu Negeri.
Peta Republik Indonesia



Patung Garuda Pancasila


Naskah Proklamasi


Selanjutnya diikuti dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno. Sisi selatannya ada patung garuda pancasila yang terbuat dari perunggu dengan berat 3,5 ton dan dilapisi emas. Sisi timur ada naskah proklamasi dengan huruf perunggu. Sang Saka Merah Putih tak ditampilkan karena kondisinya yang sudah tua dan rapuh. Pada bagian utaranya berisi kepulauan Indonesia yang dilapisi emas, sebagai lambang letak NKRI.
d.      Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan Monas
Pelataran Puncak Monas



Adanya Teropong untuk Melihat Pemandangan



Pemandangan dari atas Puncak Monas



Ada lift yang akan membawa para wisatawan ke pelataran puncak yang berukuran 11×11 meter. Tinggi tempat ini dari tanah adalah 115 meter. Dalam satu kali mengangkut pengunjung, lift mampu menampung sampai dengan 11 orang. Sementara pelataran puncaknya mampu menampung sampai 50 orang. Dan di sini juga tersedia teropong yang dapat digunakan untuk melihat keindahan Kota Jakarta dari ketinggian. Badan elevator dikelilingi tangga darurat yang semuanya terbuat dari bahan besi.
Kalau tak ada asap dan cuaca cerah maka dari puncak Monas pun kita dapat melihat Gunung Salak lewat teropong dan juga lautan biru dengan pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. Pada puncak Monas ini juga ada cawan lapis emas yang berguna untuk menahan nyala lampu perunggu dengan berat hingga 14,5 ton. Sementara untuk lidah apinya mempunyai tinggi 14 meter dan diameter sepanjang 6 meter. Terdiri dari 77 bagian yang kemudian disatukan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lidah api yang merupakan mahkota Monas adalah simbol dari perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah. Pada awalnya lembaran yang melapisi Monas ini beratnya 35 kg. Tetapi pada saat kemerdekaan Indonesia yang ke 50 tahun pada 1995, lembaran emasnya dilapis ulang sehingga sampai kini beratnya adalah 50 kg.
Puncak Tugu Monas berupa api yang tak kunjung padam, diharapkan agar semangat bangsa Indonesia dalam berjuang tetap menyala dan membara sampai kapanpun. Pelataran cawan yang mempunyai tinggi 17 meter ini memberi keindahan tersendiri dan dapat dicapai menggunakan elevator dari pelataran puncak Monas. Untuk emas obor Monas, sebanyak 28 dari 38 kg emasnya adalah sumbangan dari pengusaha Aceh bernama Teuku Markam.
e.      Taman Monas

Jalan Setapak untuk Pijat Reflexi

Untuk menghilangkan rasa suntuk dan refreshing bisa mengunjungi Taman Monas, taman ini adalah sejenis hutan kota dengan rancangan seperti taman yang tentunya sangat indah. Di taman ini kita bisa melakukan beragam aktivitas seperti kumpul dan santai bersama keluarga dan juga olahraga. Selain itu dapat juga bermain dengan kawanan rusa yang memang sengaja didatangkan dari Istana Bogor.
Taman Monas sudah dilengkapi dengan kolam air mancur menari yang memiliki bermacam warna seperti pelangi. Air mancur akan bergerak seperti melakukan tarian sesuai dengan alunan lagu yang menyertainya. Ada juga pertunjukan laser warna-warni di sini. Batu-batuan di Taman Monas yang tajam dapat dipakai untuk sarana pijat refleksi. Fasilitas berupa lapangan bola dan basket, juga kereta wisata. Masuk ke Taman ini gratis.

3. Aktivitas apa saja yang dapat dilakukan di Monas?
            Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan kegiatannya antara lain:
Pertunjukan Air Mancur Menari
-    Wisata edukasi dan sejarah dari Museum Sejarah Nasional, Relief Sejarah Nasional dan Ruang Kemerdekaan
-   Berolahraga seperti jogging di Taman Monas atau mengelilingi bangunan Monas, bermain basket dan sepak bola di lapangan yang telah disediakan
-     Melihat pemandangan Jakarta dari Puncak Monas
-     Menikmati taman yang indah dengan berbagai pepohonan yang rimbun dan asri

-   Menikmati hiburan air mancur yang menarik dengan lampu-lampu yang indah pada malam hari

-     Berbelanja cenderamata atau souvenir yang bertema Monas ataupun Kota Jakarta

-   Wisata kuliner di Lenggang Jakarta yang menyediakan makanan khas dari Sabang sampai Merauke.


4. Akses menuju Monas

            Untuk mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda gunakan. Jika Anda pengguna kereta api, Anda dapat menggunakan KRL Jabodetabek jenis express yang berhenti di Stasiun Gambir. Kemudian, teruskan perjalanan Anda menuju Monas dengan berjalan kaki menuju arah Masjid Istiqlal.

Pemberhentian Bus Transjakarta di Halte Monas



Halte Monumen Nasional


           Anda pun dapat menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans Jakarta dan turun di halte stasiun Monas dan masuk dari pintu Lapangan Parkir IRTI. 
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI / Anda dapat memarkir kendaraan Anda di Stasiun Gambir.
               Untuk dapat masuk ke bangunan Monas, Anda dapat melalui pintu masuk di sekitar patung Pangeran Diponegoro. Lalu Anda akan melalui lorong bawah tanah untuk masuk ke Monas. Anda pun dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas bagian utara.

4. Amenities atau Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Monas
- Tempat makan di Lenggang Jakarta
Signage Lenggang Jakarta

Area Tempat Makan

- Toko-toko souvenir di sekitar Lenggang Jakarta

Stand Souvenir
- Mushola yang terdapat di pelataran bawah Monas dan di Lenggang Jakarta
- Toilet Umum yang tersedia di dalam Monas dan Lenggang Jakarta
- Lapangan Parkir IRTI untuk kendaraan pribadi
- Kereta Mini menuju pintu masuk Monas
- Monas information center di pelataran bawah Monas
- Vending Machine Minuman

5. Akomodasi sekitar Kawasan Wisata Monas
       Bagi kalian yang berasal dari Luar Jakarta dan membutuhkan tempat tinggal sementara atau penginapan, beberapa hotel dari bintang 1 sampai bintang 5 tersedia disekitar Monas, seperti

Hotel Kelas Bintang 1:
a.  Hotel N di Jalan Majapahit No.12, Petojo Selatan, RT.14/RW.8, Petojo Sel., Gambir, Kota Jakarta Pusat
b.      TATOR Hotel di Jl. Jaksa No.37, RT.6/RW.5, Kb. Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat
Lobby Citi M Hotel Monas

Hotel Kelas Bintang 2 :
a.     Sriwijaya Hotel di Jalan Veteran No.1, RT.4/RW.2, Gambir, RT.4/RW.2, Gambir, Kota Jakarta Pusat
b.  Citi M Hotel di Jalan Tanah Abang I No.11, RT.11/RW.8, Petojo Selatan, Gambir, RT.11/RW.8, Petojo Sel., Gambir, Kota Jakarta Pusat
c.   Hotel Rail Transit Suite Gambir di Jl. Medan Merdeka Timur no. 17, Gambir, Monas, Jakarta Pusat
Ibis Budget Kebon Sirih


Hotel Kelas Bintang 3 :
a.   Ibis Jakarta Arcadia di Jl. KH. Wahid Hasyim No.114, RT.14/RW.3, Kb. Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat
b.   Amaris Hotel Juanda Jakarta di Jalan Ir. Haji Juanda No.3, RT.14/RW.4, Kebon Kelapa, Gambir, Kota Jakarta Pusat
Hotel Kelas Bintang 4 :
a.     Oasis Amir Hotel di Jalan Senen Raya Blok A No. 135-137, RW.2, Senen, RW.2, Senen, Kota Jakarta Pusat
b.    Mercure Sabang di Jl. H. Agus Salim No.11, Gambir, Kota Jakarta Pusat
Hotel Kelas Bintang 5 :
a.     Aryaduta Jakarta di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun No.44-48, RT.7/RW.1, Gambir, RT.7/RW.1, Gambir, Kota Jakarta Pusat
b.   Hotel Borobudur Jakarta di Jl. Lapangan Banteng Selatan No.1, Ps. Baru, Jakarta Pusat, Kota Jakarta Pusat

6. Informasi Waktu Kunjungan dan Harga Tiket Masuk Tugu Monas
Harga Tiket Masuk

Waktu dan Jam Kunjungan





Sekian Pembahasan Mengenai Landmark Indonesia - Monumen Nasional (Monas) Jakarta
Terimakasih sudah membaca 
😆😆😆😆😆😆😁😁😁😁😍😍😍

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keliling Indonesia dalam Satu Hari – Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Sisi Lain Indonesia Timur - Papua Barat "Kab. Fakfak & Teluk Wondama"